Selasa, 19 Juni 2012

KNOWLEDGE MANAGEMENT


KNOWLEDGE MANAGEMENT ; DEFENISI, SEJARAH, DIMENSI DAN PENGGERAK SERTA APLIKASI

A.                Pendahuluan
Sejarah peradaban manusia dibagi dalam tiga gelombang yaitu : era pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian faktor yang menonjol adalah Muscle (otot) karena pada saat itu produktivitas ditentukan oleh otot. Dalam era industri, faktor yang menonjol adalah Machine (mesin), dan pada era informasi faktor yang menonjol adalah Mind (pikiran, pengetahuan). Pengetahuan sebagai modal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan kemajuan suatu organisasi. Dalam lingkungan yang sangat cepat berubah, pengetahuan akan mengalami keusangan oleh sebab itu perlu terus menerus diperbarui melalui proses belajar.
Pengetahuan adalah sesuatu yang berasal dari informasi yang diproses dengan menggunakan data. Termasuk pengalaman, nilai, wawasan, dan informasi kontekstual dan membantu dalam evaluasi dan penggabungan pengalaman baru dan penciptaan pengetahuan baru. Pengetahuan berasal dari, dan diterapkan oleh pekerja pengetahuan yang terlibat dalam pekerjaan tertentu atau tugas. Orang menggunakan pengetahuan mereka dalam membuat keputusan serta tindakan lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak organisasi menyadari bahwa mereka memiliki sejumlah besar pengetahuan dan bahwa pengetahuan ini perlu dikelola agar bermanfaat.
Sehubungan dengan itu peran Ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi (perusahaan) memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya. 
            Revolusi dalam teknologi komunikasi telah membawa perubahan ekonomi yang meningkatkan pentingnya pengetahuan.  Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja organisasi. Langkah ini dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam menghadapi persaingan yang mengglobal
Dari uraian diatas, berikutnya penulis akan membahas sejarah (proses), dimensi dan penggerak serta aplikasi Knowledge Management.

B.  Pembahasan
DEFENISI  KNOWLEDGE MANAGEMENT
Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu langkah yang memberikan jalan menuju kebijaksanaan (Wallace: 2007, 9), adapun defenisi dari knowledge management adalah Pemanfaatan kebijaksanaan kolektif (collective wisdom) untuk meningkatkan kepekaan (responsiveness) dan inovasi”. (Frappaolo: 2006, 8).  Kehidupan di era teknologi informasi saat ini dimana pengetahuan dipandang sebagai aset bisnis strategis,  memerlukan upaya pengelolaan pengetahuan agar dapat mendorong bagi perkembangan bisnis.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami yaitu : data, informasi, pengetahuan, jenis pengetahuan, dan manajemen pengetahuan itu sendiri.
  • Data adalah kumpulan angka atau fakta objektif mengenai sebuah kejadian (bahan mentah informasi).
  • Informasi adalah data yang diorganisasikan/diolah sehingga mempunyai arti. Informasi dapat berbentuk dokumen, laporan ataupun multimedia.
  • Pengetahuan (knowledge) adalah kebiasaan, keahlian/kepakaran, keterampilan, pemahaman, atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar. Istilah ini sering kali rancu dengan Ilmu Pengetahuan (science). Ilmu Pengetahuan adalah ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya; sedangkan pengetahuan belum tentu dapat diterapkan, karena pengetahuan sebuah organisasi sangat terkait dengan nilai, budaya, dan kondisi dari organisasi tersebut.
Data yang kita peroleh dapat diolah menjadi sebuah informasi. Informasi yang kita terima tersebut kemudian menjadi pengetahuan dan pada akhirnya pengetahuan itu akan bermuara pada kebijaksanaan (wisdom)
Pengetahuan dapat dibagi ke dalam empat jenis yaitu
  • Pengetahuan tentang sesuatu,
  • Pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu,
  • Pengetahuan menjadi diri sendiri; dan
  • Pengetahuan tentang cara bekerja dengan orang lain.
Sedang tingkatan pengetahuan dapat dibagi tiga yaitu :
  • Mengetahui bagaimana melaksanakan
  • Mengetahuai bagaimana memperbaiki
  • Mengetahui bagaimana mengintegrasikan.
Dengan pemahaman pengetahuan  seperti itu, maka manajemen pengetahuan dapat dijabarkan sebagai berikut : “proses menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada dalam diri/pikiran seseorang menjadi informasi yang dapat digunakan setiap orang”. Dalam konteks ini profesional memandang manajemen pengetahuan sebagai menjamin penngetahuan yang diperoleh dikembangkan bersama dengan orang lain dalam organisasi. Dengan demikian, pengetahuan yang dimiliki organisasi secara penuh tersedia melalui penyediaan lingkungan yang tepat, budaya, struktur dan proses guna memotivasi dan mendorong sharing pengetahuan pada setiap tingkat dalam organisasi.
Pengetahuan yang menjadi obyek dalam manajemen pengetahuan terbagi menjadi  dua,  yaitu : tacit  knowledge  dan  explicit  knowledge.  
Tacit  knowledge  adalah  pengetahuan yang ada dalam kepala manusia. Tacit knowledge bersifat personal,  prosedural,  soft  (lunak),  tersimpan  di  otak,  informal  dan  biasanya  tentang  kecakapan  atau  ketrampilan.  
Explicit  knowledge  adalah  pengetahuan  manusia  yang berada diluar kepala. Bentuk explicit knowledge, antara lain dokumen, buku,  jurnal  dan  lain-lain. Sifat  dari explicit  knowledge adalah  tercetak  dalam  kode-kode, deklaratif, formal dan hard (keras).
PROSES PEROLEHAN KNOWLEDGE
Ada beberapa model dalam proses Knowledge, yaitu :
1.      Model Proses Knowledge SECI (Socialization, Externalization, Combination, and Internalization)

Model SECI dirancang untuk menggambarkan suatu proses bagaimana knowledge management itu terjadi secara siklikal. (Despres, Charles dan Chauvel, Daniele: 2000, 59-61).
Socialization, dipahami sebagai kegiatan membagikan pengetahuan dari seorang individu ke individu-individu lainnya, seperti kemampuan teknis khusus dari individu tersebut. Selanjutnya individu lainnya melakukan pengamatan, lalu meniru dan melakukan pelatihan untuk pengetahuan yang didapat dari individu yang menyebarluaskannya. Dalam sosialisasi, yang menjadi kuncinya adalah pengalaman. Pengalaman dari individu tersebut disosialisasikan sehingga membentuk yang namanya “transfer of information” (perpindahan informasi).
Externalization, dipahami sebagai konversi pengetahuan dari bentuk tacit ke bentuk explicit. Dalam bentuk konversi eksternalisasi ini, suatu pengetahuan diartikulasikan dari bentuk tacit knowledge ke dalam suatu konsep explicit menjadi bentuk-bentuk seperti konsep-konsep, model-model, analogi, maupun hipotesis. Intinya dalam eksternalisasi adalah sesuatu pengalaman atau kemampuan teknis individu yang bersifat unik di konversi ke dalam bentuk konsep-konsep pengetahuan yang sistematik.
Combination,  merupakan suatu bentuk konversi pengetahuan dari tacit ke dalam bentuk explicit. Dalam proses konversi ini, seluruh konsep-konsep yang ada dikombinasikan kemudian dimasukkan ke dalam suatu sistem yang disebut sebagai knowledge system. Pertukaran dan kombinasi daripada pengetahuan-pengetahuan ini dilakukan melalui media, seperti dokumentasi, pertemuan-pertemuan, ataupun proses percakapan antara satu individu dengan lainnya.
Internalization, dalam proses internalisasi ini, pengetahuan yang didapat oleh seorang individu dengan mengandalkan “learnin by doing” (melakukan sekaligus belajar). Maksudnya disini adalah bentuk pengetahuan yang dimiliki seorang individu merupakan sesuatu yang didapat dari suatu pengetahuan yang telah terstruktur secara sistematik (explicit), kemudian dilakukan penyampaian (konversi) dengan cara verbal (proses verbalisasi dari suatu pengetahuan yang bersifat explicit).
2.      Model K-CHAIN
  • Kesadaran internal (Internal Awareness) adalah kemampuan suatu organisasi untuk secara cepat mengetahui kompetensi dan inventori keahlian dirinya.
  • Kepekaan internal (Internal Responsiveness) adalah kemampuan untuk memanfaatkan kesadaran internal.
  • Kepekaan eksternal (External Responsieveness) yaitu kemampuan untuk melihat dan menentukan kebutuhan pasar atau kemampuan untuk merespon peluang dan ancaman dari luar organisasi dengan cara yang tepat.
  • Kesadaran eksternal (External Awareness) adalah cermin gambaran dari kesadaran internal, yaitu kemampuan organisasi memahami bagaimana pasar mempersepsi dirinya untuk dapat memahami siapa pelanggannya, apa keinginannya, siapa kompetitornya, apa kompetensi kompetitornya, trend apa yang terjadi di pasar, dll. (Frappalao: 2006, 14-16)

FAKTOR  PENGGERAK  MANAJEMEN  PENGETAHUAN (Drivers Of Knowledge Management)
Knowledge Management dipandang sebagai suatu langkah strategis bagi setiap organisasi atau perusahaan untuk tetap bisa survive dan berkesinambungan. Adapun faktor-faktor penggerak Knowledge Management terbagi atas faktor Internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
Adanya hambatan dalam efektifitas perusahaan.  Hambatan tersebut disebabkan karena alur kerja yang tidak maksimal, informasi yang sangat minim. Solusinya  dengan  peningkatan investasi teknologi dan logistik, penyederhanaan alur kerja, serta peningkatan di bidang informasi untuk Mempermudah proses pengambilan keputusan dan/atau pekerjaan-pekerjaan lainnya
Pendekatan knowledge management sendiri mendorong sebuah perusahaan atau organisasi untuk mengarah pada berbagai inovasi yang lebih besar, keterlibatan pelanggan yang lebih baik, konsistensi dalam menciptakan produk dan jasa serta akses lintas organisasi secara global.
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat.  Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi informasi dan manajemen informasi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini dapat mempermudah proses penerapan knowledge management.
Pemahaman terhadap fungsi kognitif manusia.  Untuk menciptakan sebuah perusahaan atau organisasi yang baik dan bermutu, diperlukan pula sumber daya yang dianggap mampu untuk menjalankan roda perusahaan. Dengan demikian, pemahaman baru terhadap fungsi kognitif manusia sangat mengedepankan pentingnya knowledge management untuk kesinambungan organisasi.
Faktor Eksternal
Globalisasi bisnis dan kompetisi internasional.  Saat ini globalisasi & perdagangan internasional semakin meningkat tajam. Perusahaan-perusahan dari seluruh dunia saling berlomba untuk menghasilkan produk yang laris di pasaran. Untuk membuat perusahaan agar tetap survive, maka perusahaan tsb harus mampu bekerja dengan efektif untuk menciptakan barang/jasa yang mampu dipasarkan & diterima oleh masyarakat luas.
Pelanggan yang canggih/cerdas.  Untuk membuat produk yg siap digunakan, sebuah perusahaan harus menciptakan produk yg sesuai dengan kebutuhan pengguna (on demand). Saat ini pelanggan suatu produk semakin pintar untuk memilih. Mereka hanya akan menggunakan produk dan jasa yang bersifat “customized”. Dengan demikian, perusahaan tersebut akan tetap survive apabila sudah dianggap mampu memahami kebutuhan dan kemampuan pelanggan.
Pesaing atau kompetitor yang cerdas.  Para kompetitor akan senantiasa membuat inovasi-inovasi serta terobosan-terobosan baru untuk menciptakan barang dan jasa. Apabila perusahaan tersebut tidak bekerja dengan maksimal dan tidak mampu bersaing dengan kompetitor lainnya, maka bisa diprediksi bahwa pelanggan akan lari dan memilih produk atau jasa yang diproduksi oleh kompetitor lainnya.
Suplier yang hebat.  Supplier akan senantiasa menciptakan terobosan untuk menghasilkan produk yang baik dan bermutu. sebuah perusahaan harus bisa memahami kemampuan supplier dalam merancang produk atau jasa dan memahami bagaimana cara mengintegrasikan kemampuan mereka dengan kemampuan internal perusahaan.
Faktor Penggerak KM lainnya
·         Penciptaan ketersediaan pengembangan content  pengetahuan yang terus meningkat
·         Dukungan terhadap produk dan layanan perusahaan atau organisasi
·         Peralihan siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
·         Fasilitas dan pengelolFasilitas pembelajaran dalam berorganisasiaan inovasi perusahaan
·         Peningkatan kualitas SDM dalam perusahaan
·         Pengambilan keuntungan dari ‘efek jaringan’ seiring dengan menjamurnya koneksi produktif antar karyawan meningkat, dan ketika kualitas informasi yang dipertukarkan juga meningkat
·         Pengelolaan pertumbuhan informasi dan data dalam lingkungan bisnis semakin kompleks
·         Perijinan karyawan dalam mengakses sumberdaya pengetahuan yang relevan dan panduan praktek-praktek terbaik.
·         Pengelolaan aset dan kapital intelektual tenaga kerja (seperti kepakaran dan know-how yang dimiliki oleh individu-individu kunci) ketika individu-individu pensiun dan tenaga kerja baru dipekerjakan.
·         Peningkatan kecepatan tanggap organisasi terhadap perubahan lingkungan
DIMENSI GLOBAL MANAJEMEN PENGETAHUAN
Globalisasi adalah proses penyebaran hasil karya dan pemikiran suatu budaya sehingga melembaga dalam kebudayaan di seluruh dunia.  Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Meluasnya efek dunia web di era globalisasisedikit banyak mempengaruhi tradisi manajemen pengetahuan.  Kita bisa mengakses berbagai peristiwa dibelahan dunia tanpa batas ruang dan waktu.  Hal tersebut  bisa terjadi karena dukungan infrastruktur yang semakin mengglobal, masyarakat  yang semakin mengglobal dapat memperoleh pengetahuan melalui sistem pertukaran informasi yang dapat dilakukan melalui jalur-jalur intra organisasi.  Mereka juga bisa memperoleh informasi dan pengetahuan tanpa dibatasi oleh kondisi fisik mereka.
Untuk menjadi kompetitif, perusahaan harus proaktif mengelola pengetahuan secara sistematis, meskipun banyak kegiatan dan fungsi manajemen pengetahuan mungkin tersirat dalam setiap pribadi karyawan dan dalam pekerjaan sehari-hari.  Perusahaan akan terus didorong oleh beberapa tujuan akhir, untuk menjamin keberhasilan jangka pendek dan kelangsungan hidup jangka panjang.
Tujuan manajemen pengetahuan secara  khusus adalah untuk mendukung strategi perusahaan. Maksud manajemen pengetahuan adalah untuk mengelola pengetahuan praktis dan efektif mencapai tujuan operasional dan strategis yang lebih luas.
APLIKASI  KNOWLEDGE MANAGEMENT
Di dalam kehidupan berorganisasi, baik untuk bisnis maupun non-bisnis, knowledge selalu dikaitkan dengan potensi nilai yang ada pada berbagai komponen atau proses dari keseluruhan ”modal” dalam organisasi tersebut. “modal” disini tentu saja bukan hanya terbatas pada investasi dan uang, tetapi juga “modal sosial” (social capital). Para proponen Knowledge Management selalu menegaskan bahwa sebuah organisasi seharusnya tidak berhenti pada “memiliki knowledge” yang hanya terbatas pada tumpukan dokumen semata.
Dalam aplikasi manajemen pengetahuan pada organisasi, organisasi harus dapat mengubah visi menjadi kenyataan.  Banyak organisasi telah melakukan analisa dan mengambarkan kompetensi core mereka, namun hanya sedikit yang bisa menarik kesimpulan yang tepat terkait kegiatan bisnis mereka. bagi managemen pengetahuan resiko bahaya dari kondisi ini dapat dikurangi dengan mendefinisikan tujuan pengetahuan operasinal. Tujuan operasional mengarah pada tindakan dan proses implementasi yang sistematis. Dimana dalam pertimbangan kurun waktu jangka-pendek terkait dengan pasar dan kompetisi hal ini dapat mempengaruhi, sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui aset pengetahuan pokok mereka.
Tujuan pengetahuan yang bersifat operasional sangat berarti untuk mengambil pengetahuan managemen di level  managemen dan staff, dan untuk memastikan agar pengetahuan managemen di level tersebut tidak dikorbankan demi kepentingan kegiatan operasional. Untuk alasan ini, tujuan operasional harus diformulasikan dengan jelas, dan di awasi dengan ketat di seluruh organisasi perusahaan tersebut.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam aplikasi knowledge management antara lain :
Profil Individu
            Profile individu menjelaskan tentang performa seseorang meliputi latar belakang pendidikan, kemampuan yang dimiliki, keahlian khusus, keterampilan pendukung yang dimiliki individu, berikut dengan kekurangan individu tersebut.
Kategorisasi
Pengkatagorian terhadap permasalahan/jenis pekerjaan yang akan dilakukan sangat membantu perusahaan mencapai tujuan.  Permasalahan/pekerjaaan tidak dapat diselesaikan oleh seseorang dalam waktu yang bersamaan. Perlu adanya pengklasifikasian terhadap pekerjaan yang sifatnya harus segera diselesaikan, pekerjaan yang masih dapat ditunda, dan pekerjaan yang waktunya masih cukup lama.  Pengklasifikasian akan memudahkan pekerja dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan job description masing-masing.
Visualisasi
Visualisasi pengetahuan dalam prakteknya mengandung arti bahwa pengetahuan yang dimiliki individu-individu secara kemampuan pasti berbeda.  Agar mudah ditransfer oleh individu/pekerja lainnya harus menggunakan media yang mudah dimengerti/dapat dilihat secara kasat mata.  Pemahaman individu/pekerja yang lain terhadap kemampuan /pengetahuan yang baru tersebut mudah dipahami.
Pencarian
Pencarian solusi dan pengambilan keputusan ini terkait dengan pengklasifikasian terhadap pekerjaan/permasalahan yang ada dan harus dicarikan solusi sesegera mungkin sehingga dapat diambil keputusan yang cepat dan tepat.  Jika ini dilakukan maka ada kemungkinan masalah/pekerjaan tersebut dapat selesai dengan tepat waktu dan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Workflow
Fasilitas integrasi workflow menyediakan fungsi dasar untuk mengakses informasi dari berbagai sumber, baik informasi eksternal maupun internal, ini merupakan sumber basis pengetahuan tacit dan eksplisit.  Workflow merupakan aplikasi dari manajemen pengetahuan itu sendiri.
Dukungan Proses
Karena fokus dari tujuan harus mencakup manajemen pengetahuan bisnis maka dukungan proses merupakan elemen dasar yang kritis.  Proses otomasi aplikasi dokumen dan formulir, menerima dan merespon kondisi dalam suatu proses bisnis.
Aplikasi Kunci
Semua permasalahan tentunya ada jalan keluar terbaik, dan setiap permasalahan tersebut tentunya dapat dijadikan pelajaran agar tidak terjadi lagi.   Perlu adanya kunci penyelasaian masalah yang dapat diaplikasikan atau diterapkan jika terjadi masalah yang sama.  Pengalaman dalam mengatasi permasalahan tentunya menambah pengetahuan tersendiri bagi yang mengalaminya. Demi kemajuan perusahaan hendaknya kunci penyelesaian setiap permasalahan yang muncul harus dimiliki dan dapat diterapkan oleh siapapun yang nantinya menghadapi masalah tersebut.
Selain itu beberapa Teknologi yang berperan  dalam Aplikasi Knowledge Management antara lain:
Teknologi untuk Intermediasi
Teknologi ini sangat berharga bagi sebuah perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam berinteraksi langsung dengan para pekerjanya secara tatap muka. Pada tahap ini teknologi digunakan sebagai pendukung kebutuhan pribadi baik sebagai sarana menjalin komunikasi antar individu maupun kelompok, sekaligus juga memberikan kemudahan bagi kegiatan-kegiatan pribadi lainnya.  Untuk mendukung kebutuhan komunikasi pribadi melalui internet, pesan cepat, e-mail dan aplikasi jejaring sosial, teknologi ini dapat berfungsi sebagai tempat pertemuan untuk berkomunikasi melalui dunia maya.
Teknologi untuk Internalisasi
Pada tahap ini teknologi digunakan sebagai sebuah proses untuk mempromosikan hasil pengetahuan yang telah diperoleh perusahaan atau lembaga kepada pihak luar. Keuntungannya adalah perusahaan atau lembaga tersebut semakin dikenal dan sudah pasti akan menambah sumber pelanggan yang akan melihat atau bahkan membeli produk perusahaan/lembaga tersebut.
Teknologi untuk Internalisasi
Pada tahap internalisasi ini, sebuah perusahaan atau organisasi lebih diarahkan pada bagaimana mereka dapat melihat potensi tubuh organisasi itu sendiri. Teknologi ini digunakan sebagai sarana untuk mencari tahu suatu produk baru. Sehingga dalam prakteknya proses ini lebih ditekankan pada bagaimana memfungsikan elemen-elemen perusahaan agar bekerja pada jalur yang tepat dan sesuai yang diharapkan untuk mencapai tujuan.
Teknologi untuk Kognisi
Pada tahap ini, teknologi sudah menjadi bagian dari hidup seseorang dalam bertindak dan berprilaku.  Dalam prakteknya, perusahaan atau lembaga sudah dapat mengimplementasikan langkah-langkah yang menjadi tahapan pekerjaan atau dapat melakukan sistem produksi yang efektif dan efisien sesuai dengan prosedur (SOP) yang dimiliki oleh para pekerja/karyawan dengan disertai bantuan lingkungan kerja yang mendukung seperti teknologi mesin digital dan manajemen perusahaan.

Dari pembahasan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu langkah yang memberikan jalan menuju kebijaksanaan (Wallace: 2007, 9), adapun defenisi dari knowledge management adalah Pemanfaatan kebijaksanaan kolektif (collective wisdom) untuk meningkatkan kepekaan (responsiveness) dan inovasi”. (Frappaolo: 2006, 8).
2.      Ada beberapa model dalam proses Knowledge, yaitu : Model Proses Knowledge SECI (Socialization, Externalization, Combination, and Internalization) dan Model K-CHAIN (Internal Awareness, Internal Responsiveness, External Responsieveness, External Awareness)
3.      Faktor-faktor penggerak Knowledge Management terbagi atas faktor Internal (Adanya hambatan dalam efektifitas perusahaan, Perkembangan teknologi yang semakin meningkat, Pemahaman terhadap fungsi kognitif manusia)   dan  Faktor Eksternal (Globalisasi bisnis dan kompetisi internasional.  Pelanggan yang canggih/cerdas, Pesaing atau kompetitor yang cerda, Suplier yang hebat)
DAFTAR PUSTAKA
1.      Despres, Charles, 2000, Knowledge Horizons ; The Present and the Promise  of  Knowledge Management, Butterworth Heinemenn
2.      Frappaolo,Carl, 2006, Knowledge Management, John Willey & Sons, USA
3.      Wallace, Danny P, 2007, Knowledge Management; Historical and Cross-Disciplinary Themes,Libraries Unlimited, Westport, Connecticut, London

Tidak ada komentar:

Posting Komentar