Rabu, 14 Maret 2012



PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEKNIK KOROSI

            Salah satu matakuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi Teknik Mesin S1 FT-UNIMED adalah matakuliah Teknik Korosi dengan bobot 2 SKS. Ruang lingkup matakuliah ini diawali dengan penyajian, pengertian, dan pemahaman tentang mekanisme terjadinya korosi, merancang sistem pengendalian korosi, dan pemeriksaan (monitoring) korosi di lapangan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar matakuliah ini, metode yang digunakan adalah metode konvensional.  Kondisi pembelajaran yang dilaksanakan selama ini dirasakan kurang efektif dimana dosen lebih aktif dalam menjelaskan, sedangkan mahasiswa lebih banyak mendengarkan (pasif), kecenderungan rata-rata nilai mahasiswa: A (6 %), B (17,5 %), C (40,5 %), D (22,5 %), dan E (10,5 %) pada setiap akhir semester. Dari hasil ini 33 % perolehan hasil belajar mahasiswa untuk matakuliah Teknik Korosi adalah rendah.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa jurusan Teknik Mesin S1 sesuai dengan tujuan pembelajaran, dirasa perlu untuk mengupayakan strategi  pembelajaran yang efektif dan efisien. Finch dan Crunkilton (1979) mengemukakan ada tiga unsur yang sering ditemukan dalam pengajaran kompetensi, yaitu : individualisasi, teknologi pengajaran, dan sistematisasi.
Ketiga kompetensi harus dilakukan dengan mengefektifkan strategi pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar teknik korosi adalah dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul. Hal ini sesuai dengan pendapat Finch dan Crunkilton (1979) bahwa keunikan pengajaran dengan menggunakan modul berdasarkan kompetensi terletak pada asumsi yang mendasarinya, yaitu: 1) kompetensi, 2) kriteria, 3) penilaian kompetensi, 4) kemajuan siswa, dan 5) maksud (intent) pengajaran.
            Pengajaran Modul adalah suatu cara penyampaian bahan perkuliahan terhadap mahasiswa dengan menggunakan modul. Pengertian modul menurut Nasution (1988) “Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas”.
Sistem pengajaran konvensional terdiri dari pemberian penjelasan (ceramah) kepada siswa dan diiringi latihan. Masih seringnya dosen mempergunakan metode ceramah dalam mengajar disebabkan desakan kurikulum, seperti yang dikatakan Semiawan dkk (1996) karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian kurikulum, maka dosen akan memilih jalan yang termudah, yaitu menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah.
Sehubungan dengan hal itu, Davies (1991) mengemukakan banyak dosen yang cenderung untuk mengajar secara berlebihan. Pengajaran konvensional lebih menitik beratkan pada persamaan daripada perbedaan mahasiswa. Vembrianto (1988) menjelaskan bahwa perbedaan perseorangan di antara siswa-siswa pada pengajaran yang bersifat konvensional dianggap tidak penting, sehingga dapat diabaikan.
Kendatipun penelitian yang menunjukkan keunggulan metode ceramah dibandingkan dengan metode-metode lainnya belum dapat dibuktikan, namun metode ini sampai sekarang tetap digunakan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran dengan menggunakan metode konvensional, urutannya adalah sebagai berikut: 1) persiapan oleh guru; 2) penjelasan (ceramah); 3) pemberian latihan; dan 4) evaluasi atau umpan balik.
Winkel (1987) menyatakan bahwa minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu dengan objek yang menarik dan menyenangkan. Apabila individu memperhatikan suatu objek yang menarik dan menyenangkan, maka ia cenderung akan berusaha untuk lebih aktif dengan objek tersebut.
Menurut  Walgito (1981) minat merupakan  suatu keadaan, dimana seseorang mempunyai  perhatian terhadap objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun pembuktian lebih lanjut serta kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek.  Minat belajar merupakan salah satu faktor internal dari mahasiswa, oleh karena itu akan mempengaruhi hasil belajar.
            Berdasarkan pengertian di atas, minat belajar mahasiswa adalah unsur perhatian, kemauan dan rasa keingintahuan mahasiswa. Dengan demikian kemauan mahasiswa yang semakin besar akan berpengaruh positif terhadap hasil belajarnya.
Apabila ditinjau dari karakteristik, mahasiswa yang memiliki ketekunan, keinginan, dan rasa senang yang tinggi terhadap materi pelajaran, maka pembelajaran modul diduga akan lebih tepat dan membantu pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Hal ini dapat dipahami karena dengan pembelajaran modul mahasiswa dengan minat belajar tinggi diduga akan mampu belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan caranya sendiri. Sedangkan dengan pembelajaran konvensional mahasiswa dengan minat belajar tinggi diduga tidak dapat mengembangkan kecepatan belajarnya disebabkan terlalu banyaknya interaksi sesama mahasiswa.  Diduga hasil belajar mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi apabila proses pembelajarannya menggunakan modul akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi daripada dengan pembelajaran konvensional.
Karakteristik mahasiswa yang berminat rendah antara lain kurang bekerja keras dan tidak memiliki rasa senang terhadap materi kuliah. Dengan diterapkannya pembelajaran konvensional kondisi mahasiswa tersebut diharapkan akan mengalami perbaikan dengan adanya sikap disiplin yang ditanamkan oleh dosen kepada mahasiswa. Sedangkan mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah jika diterapkan dengan pembelajaran modul, diduga kegiatan belajar mahasiswa tidak mengalami perubahan. Mahasiswa yang pada mulanya tidak tertarik dan kurang kerja keras tidak terbantu dengan pembelajaran modul. Dengan demikian dapat diduga hasil belajar Teknik Korosi dari mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah jika diterapkan dengan pembelajaran konvensional akan lebih tinggi daripada yang diterapkan dengan pembelajaran modul.
            Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan hasil belajar Teknik Korosi dari mahasiswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran modul dan pendekatan pembelajaran konvensional;  (2) terdapat perbedaan hasil belajar Teknik Korosi dari mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dan minat belajar rendah; (3) terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap hasil belajar Teknik Korosi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar Teknik Korosi dari mahasiswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran modul dan pendekatan pembelajaran konvensional. (2) Perbedaan hasil belajar Teknik Korosi dari mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dan minat belajar rendah. (3) Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan minat belajar terhadap hasil belajar Teknik Korosi.

1 komentar:

  1. The best casinos in Atlanta in 2021 - DRMCD
    What is 김포 출장안마 the closest 평택 출장마사지 casino 안동 출장샵 in Atlanta? The 창원 출장샵 only thing that stands out most about this 군포 출장마사지 casino is the fact that it's a casino with good odds. With a

    BalasHapus