KNOWLEDGE MANAGEMENT ; DEFENISI,
SEJARAH, DIMENSI DAN PENGGERAK SERTA APLIKASI
A.
Pendahuluan
Sejarah peradaban manusia dibagi
dalam tiga gelombang yaitu : era
pertanian, era industri dan era informasi. Dalam era pertanian faktor yang
menonjol adalah Muscle (otot) karena pada saat itu produktivitas ditentukan
oleh otot. Dalam era industri, faktor yang menonjol adalah Machine (mesin), dan
pada era informasi faktor yang menonjol adalah Mind (pikiran, pengetahuan).
Pengetahuan sebagai modal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan
kemajuan suatu organisasi. Dalam lingkungan yang sangat cepat berubah,
pengetahuan akan mengalami keusangan oleh sebab itu perlu terus menerus diperbarui
melalui proses belajar.
Pengetahuan
adalah sesuatu yang berasal dari informasi yang diproses dengan menggunakan
data. Termasuk pengalaman, nilai, wawasan, dan informasi kontekstual dan
membantu dalam evaluasi dan penggabungan pengalaman baru dan penciptaan
pengetahuan baru. Pengetahuan berasal dari, dan diterapkan oleh pekerja
pengetahuan yang terlibat dalam pekerjaan tertentu atau tugas. Orang
menggunakan pengetahuan mereka dalam membuat keputusan serta tindakan lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak organisasi menyadari bahwa mereka
memiliki sejumlah besar pengetahuan dan bahwa pengetahuan ini perlu dikelola
agar bermanfaat.
Sehubungan dengan itu peran Ilmu
pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua
perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ketatnya kompetisi secara
global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi (perusahaan)
memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya.
Revolusi
dalam teknologi komunikasi telah membawa perubahan ekonomi yang meningkatkan
pentingnya pengetahuan. Pengetahuan
telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu perolehan dan
pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja
organisasi. Langkah ini dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis dalam
menghadapi persaingan yang mengglobal
Dari
uraian diatas, berikutnya penulis akan membahas sejarah (proses), dimensi dan
penggerak serta aplikasi Knowledge
Management.
B.
Pembahasan
DEFENISI KNOWLEDGE MANAGEMENT
Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu
langkah yang memberikan jalan menuju kebijaksanaan (Wallace: 2007, 9), adapun defenisi dari knowledge management adalah Pemanfaatan
kebijaksanaan kolektif (collective wisdom) untuk meningkatkan kepekaan (responsiveness)
dan inovasi”. (Frappaolo: 2006, 8). Kehidupan di era teknologi informasi
saat ini dimana pengetahuan dipandang sebagai aset bisnis strategis, memerlukan upaya pengelolaan pengetahuan agar
dapat mendorong bagi perkembangan bisnis.
Ada
beberapa istilah yang harus dipahami yaitu : data, informasi, pengetahuan, jenis pengetahuan, dan manajemen
pengetahuan itu sendiri.
- Data adalah kumpulan angka atau fakta objektif mengenai sebuah kejadian (bahan mentah informasi).
- Informasi adalah data yang diorganisasikan/diolah sehingga mempunyai arti. Informasi dapat berbentuk dokumen, laporan ataupun multimedia.
- Pengetahuan (knowledge) adalah kebiasaan, keahlian/kepakaran, keterampilan, pemahaman, atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar. Istilah ini sering kali rancu dengan Ilmu Pengetahuan (science). Ilmu Pengetahuan adalah ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya; sedangkan pengetahuan belum tentu dapat diterapkan, karena pengetahuan sebuah organisasi sangat terkait dengan nilai, budaya, dan kondisi dari organisasi tersebut.
Data yang kita peroleh dapat diolah menjadi sebuah
informasi. Informasi yang kita terima tersebut kemudian menjadi pengetahuan dan
pada akhirnya pengetahuan itu akan bermuara pada kebijaksanaan (wisdom)
Pengetahuan dapat dibagi ke dalam
empat jenis yaitu
- Pengetahuan tentang sesuatu,
- Pengetahuan tentang mengerjakan sesuatu,
- Pengetahuan menjadi diri sendiri; dan
- Pengetahuan tentang cara bekerja dengan orang lain.
Sedang
tingkatan pengetahuan dapat dibagi tiga yaitu :
- Mengetahui bagaimana melaksanakan
- Mengetahuai bagaimana memperbaiki
- Mengetahui bagaimana mengintegrasikan.
Dengan
pemahaman pengetahuan seperti itu, maka manajemen pengetahuan dapat dijabarkan
sebagai berikut : “proses menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada
dalam diri/pikiran seseorang menjadi informasi yang dapat digunakan setiap
orang”. Dalam konteks ini profesional memandang manajemen pengetahuan sebagai menjamin penngetahuan yang
diperoleh dikembangkan bersama dengan orang lain dalam organisasi. Dengan
demikian, pengetahuan yang dimiliki organisasi secara penuh tersedia melalui
penyediaan lingkungan yang tepat, budaya, struktur dan proses guna memotivasi
dan mendorong sharing pengetahuan pada setiap tingkat dalam organisasi.
Pengetahuan yang menjadi obyek dalam manajemen
pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu :
tacit
knowledge dan explicit
knowledge.
Tacit knowledge adalah
pengetahuan yang ada dalam kepala manusia. Tacit knowledge bersifat personal,
prosedural, soft (lunak),
tersimpan di otak,
informal dan biasanya
tentang kecakapan atau
ketrampilan.
Explicit knowledge adalah
pengetahuan manusia yang berada diluar kepala. Bentuk explicit knowledge, antara lain dokumen,
buku, jurnal dan
lain-lain. Sifat dari explicit
knowledge adalah
tercetak dalam kode-kode, deklaratif, formal dan hard (keras).
PROSES
PEROLEHAN KNOWLEDGE
Ada beberapa model dalam proses Knowledge, yaitu :
1.
Model Proses Knowledge SECI (Socialization, Externalization, Combination, and
Internalization)
Model SECI dirancang untuk menggambarkan suatu
proses bagaimana knowledge management itu terjadi secara siklikal.
(Despres, Charles dan Chauvel, Daniele: 2000, 59-61).
Socialization, dipahami
sebagai kegiatan membagikan pengetahuan dari seorang individu ke
individu-individu lainnya, seperti kemampuan teknis khusus dari individu
tersebut. Selanjutnya individu lainnya melakukan pengamatan, lalu meniru dan
melakukan pelatihan untuk pengetahuan yang didapat dari individu yang
menyebarluaskannya. Dalam sosialisasi, yang menjadi kuncinya adalah pengalaman.
Pengalaman dari individu tersebut disosialisasikan sehingga membentuk yang
namanya “transfer of information” (perpindahan informasi).
Externalization, dipahami sebagai
konversi pengetahuan dari bentuk tacit ke bentuk explicit.
Dalam bentuk konversi eksternalisasi ini, suatu pengetahuan diartikulasikan
dari bentuk tacit knowledge ke dalam suatu konsep explicit
menjadi bentuk-bentuk seperti konsep-konsep, model-model, analogi, maupun
hipotesis. Intinya dalam eksternalisasi adalah sesuatu pengalaman atau
kemampuan teknis individu yang bersifat unik di konversi ke dalam bentuk
konsep-konsep pengetahuan yang sistematik.
Combination,
merupakan
suatu bentuk konversi pengetahuan dari tacit
ke dalam bentuk explicit. Dalam proses konversi ini, seluruh
konsep-konsep yang ada dikombinasikan kemudian dimasukkan ke dalam suatu sistem
yang disebut sebagai knowledge system. Pertukaran dan kombinasi daripada
pengetahuan-pengetahuan ini dilakukan melalui media, seperti dokumentasi,
pertemuan-pertemuan, ataupun proses percakapan antara satu individu dengan
lainnya.
Internalization, dalam proses
internalisasi ini, pengetahuan yang didapat oleh seorang individu dengan
mengandalkan “learnin by doing” (melakukan sekaligus belajar). Maksudnya
disini adalah bentuk pengetahuan yang dimiliki seorang individu merupakan
sesuatu yang didapat dari suatu pengetahuan yang telah terstruktur secara
sistematik (explicit), kemudian dilakukan penyampaian (konversi) dengan
cara verbal (proses verbalisasi dari suatu pengetahuan yang bersifat explicit).
2. Model
K-CHAIN
- Kesadaran internal (Internal Awareness) adalah kemampuan suatu organisasi untuk secara cepat mengetahui kompetensi dan inventori keahlian dirinya.
- Kepekaan internal (Internal Responsiveness) adalah kemampuan untuk memanfaatkan kesadaran internal.
- Kepekaan eksternal (External Responsieveness) yaitu kemampuan untuk melihat dan menentukan kebutuhan pasar atau kemampuan untuk merespon peluang dan ancaman dari luar organisasi dengan cara yang tepat.
- Kesadaran eksternal (External Awareness) adalah cermin gambaran dari kesadaran internal, yaitu kemampuan organisasi memahami bagaimana pasar mempersepsi dirinya untuk dapat memahami siapa pelanggannya, apa keinginannya, siapa kompetitornya, apa kompetensi kompetitornya, trend apa yang terjadi di pasar, dll. (Frappalao: 2006, 14-16)
FAKTOR
PENGGERAK MANAJEMEN PENGETAHUAN (Drivers Of Knowledge Management)
Knowledge Management
dipandang sebagai suatu langkah strategis bagi setiap organisasi atau perusahaan
untuk tetap bisa survive dan berkesinambungan. Adapun faktor-faktor
penggerak Knowledge Management
terbagi atas faktor Internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal
Adanya
hambatan dalam efektifitas perusahaan. Hambatan tersebut disebabkan karena alur
kerja yang tidak maksimal, informasi yang sangat minim. Solusinya dengan
peningkatan investasi teknologi dan logistik, penyederhanaan alur
kerja, serta peningkatan di bidang informasi untuk Mempermudah proses
pengambilan keputusan dan/atau pekerjaan-pekerjaan lainnya
Pendekatan knowledge management sendiri
mendorong sebuah perusahaan atau organisasi untuk mengarah pada berbagai
inovasi yang lebih besar, keterlibatan pelanggan yang lebih baik, konsistensi
dalam menciptakan produk dan jasa serta akses lintas organisasi secara global.
Perkembangan
teknologi yang semakin meningkat. Di era globalisasi seperti sekarang ini,
teknologi informasi dan manajemen informasi mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini dapat mempermudah proses
penerapan knowledge management.
Pemahaman
terhadap fungsi kognitif manusia. Untuk menciptakan sebuah perusahaan atau
organisasi yang baik dan bermutu, diperlukan pula sumber daya yang dianggap
mampu untuk menjalankan roda perusahaan. Dengan demikian, pemahaman baru
terhadap fungsi kognitif manusia sangat mengedepankan pentingnya knowledge
management untuk kesinambungan organisasi.
Faktor Eksternal
Globalisasi
bisnis dan kompetisi internasional. Saat ini globalisasi & perdagangan internasional
semakin meningkat tajam. Perusahaan-perusahan dari seluruh dunia saling
berlomba untuk menghasilkan produk yang laris di pasaran. Untuk membuat
perusahaan agar tetap survive, maka perusahaan tsb harus mampu bekerja
dengan efektif untuk menciptakan barang/jasa yang mampu dipasarkan &
diterima oleh masyarakat luas.
Pelanggan
yang canggih/cerdas. Untuk membuat produk yg
siap digunakan, sebuah perusahaan harus menciptakan produk yg sesuai dengan
kebutuhan pengguna (on demand). Saat ini pelanggan suatu produk semakin
pintar untuk memilih. Mereka hanya akan menggunakan produk dan jasa yang
bersifat “customized”. Dengan demikian, perusahaan tersebut akan tetap survive
apabila sudah dianggap mampu memahami kebutuhan dan kemampuan pelanggan.
Pesaing
atau kompetitor yang cerdas. Para kompetitor akan senantiasa membuat
inovasi-inovasi serta terobosan-terobosan baru untuk menciptakan barang dan
jasa. Apabila perusahaan tersebut tidak bekerja dengan maksimal dan tidak mampu
bersaing dengan kompetitor lainnya, maka bisa diprediksi bahwa pelanggan akan
lari dan memilih produk atau jasa yang diproduksi oleh kompetitor lainnya.
Suplier
yang hebat.
Supplier akan senantiasa menciptakan terobosan untuk menghasilkan produk
yang baik dan bermutu. sebuah perusahaan harus bisa memahami kemampuan supplier
dalam merancang produk atau jasa dan memahami bagaimana cara
mengintegrasikan kemampuan mereka dengan kemampuan internal perusahaan.
Faktor Penggerak KM
lainnya
·
Penciptaan ketersediaan
pengembangan content pengetahuan
yang terus meningkat
·
Dukungan terhadap produk dan layanan
perusahaan atau organisasi
·
Peralihan siklus pengembangan produk
baru yang lebih cepat
·
Fasilitas dan pengelolFasilitas
pembelajaran dalam berorganisasiaan inovasi perusahaan
·
Peningkatan kualitas SDM dalam
perusahaan
·
Pengambilan keuntungan dari ‘efek
jaringan’ seiring dengan menjamurnya koneksi produktif antar karyawan
meningkat, dan ketika kualitas informasi yang dipertukarkan juga meningkat
·
Pengelolaan pertumbuhan informasi dan
data dalam lingkungan bisnis semakin kompleks
·
Perijinan karyawan dalam mengakses
sumberdaya pengetahuan yang relevan dan panduan praktek-praktek terbaik.
·
Pengelolaan aset dan kapital intelektual
tenaga kerja (seperti kepakaran dan know-how yang dimiliki oleh
individu-individu kunci) ketika individu-individu pensiun dan tenaga kerja baru
dipekerjakan.
·
Peningkatan kecepatan tanggap organisasi
terhadap perubahan lingkungan
DIMENSI GLOBAL MANAJEMEN PENGETAHUAN
Globalisasi adalah proses penyebaran hasil karya dan pemikiran
suatu budaya sehingga melembaga dalam kebudayaan di seluruh dunia. Kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya.
Meluasnya efek dunia web di era
globalisasisedikit banyak mempengaruhi tradisi manajemen pengetahuan. Kita bisa mengakses berbagai peristiwa
dibelahan dunia tanpa batas ruang dan waktu.
Hal tersebut bisa terjadi karena
dukungan infrastruktur yang semakin mengglobal, masyarakat yang semakin mengglobal dapat memperoleh
pengetahuan melalui sistem pertukaran informasi yang dapat dilakukan melalui
jalur-jalur intra organisasi. Mereka
juga bisa memperoleh informasi dan pengetahuan tanpa dibatasi oleh kondisi
fisik mereka.
Untuk menjadi kompetitif,
perusahaan harus proaktif mengelola pengetahuan secara sistematis, meskipun
banyak kegiatan dan fungsi manajemen pengetahuan mungkin tersirat dalam setiap
pribadi karyawan dan dalam pekerjaan sehari-hari. Perusahaan akan terus didorong oleh beberapa
tujuan akhir, untuk menjamin keberhasilan jangka pendek dan kelangsungan hidup
jangka panjang.
Tujuan manajemen pengetahuan
secara khusus adalah untuk mendukung
strategi perusahaan. Maksud manajemen pengetahuan adalah untuk mengelola
pengetahuan praktis dan efektif mencapai tujuan operasional dan strategis yang
lebih luas.
APLIKASI KNOWLEDGE MANAGEMENT
Di dalam kehidupan berorganisasi,
baik untuk bisnis maupun non-bisnis, knowledge selalu dikaitkan dengan
potensi nilai yang ada pada
berbagai komponen atau proses dari keseluruhan ”modal” dalam organisasi
tersebut. “modal” disini tentu saja bukan hanya terbatas pada investasi dan
uang, tetapi juga “modal sosial” (social capital). Para proponen Knowledge Management selalu menegaskan bahwa sebuah organisasi seharusnya tidak
berhenti pada “memiliki knowledge” yang hanya terbatas pada tumpukan
dokumen semata.
Dalam
aplikasi manajemen pengetahuan pada organisasi, organisasi harus dapat mengubah
visi menjadi kenyataan. Banyak organisasi telah melakukan
analisa dan mengambarkan kompetensi core mereka, namun hanya sedikit yang bisa
menarik kesimpulan yang tepat terkait kegiatan bisnis mereka. bagi managemen
pengetahuan resiko bahaya dari kondisi ini dapat dikurangi dengan
mendefinisikan tujuan pengetahuan operasinal. Tujuan operasional mengarah pada
tindakan dan proses implementasi yang sistematis. Dimana dalam pertimbangan
kurun waktu jangka-pendek terkait dengan pasar dan kompetisi hal ini dapat
mempengaruhi, sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui aset
pengetahuan pokok mereka.
Tujuan
pengetahuan yang bersifat operasional sangat berarti untuk mengambil
pengetahuan managemen di level managemen
dan staff, dan untuk memastikan agar pengetahuan managemen di level tersebut
tidak dikorbankan demi kepentingan kegiatan operasional. Untuk alasan ini,
tujuan operasional harus diformulasikan dengan jelas, dan di awasi dengan ketat
di seluruh organisasi perusahaan tersebut.
Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam aplikasi knowledge
management antara lain :
Profil Individu
Profile individu menjelaskan tentang performa seseorang
meliputi latar belakang pendidikan, kemampuan yang dimiliki, keahlian khusus,
keterampilan pendukung yang dimiliki individu, berikut dengan kekurangan individu
tersebut.
Kategorisasi
Pengkatagorian terhadap
permasalahan/jenis pekerjaan yang akan dilakukan sangat membantu perusahaan
mencapai tujuan. Permasalahan/pekerjaaan
tidak dapat diselesaikan oleh seseorang dalam waktu yang bersamaan. Perlu
adanya pengklasifikasian terhadap pekerjaan yang sifatnya harus segera
diselesaikan, pekerjaan yang masih dapat ditunda, dan pekerjaan yang waktunya
masih cukup lama. Pengklasifikasian akan
memudahkan pekerja dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan job description
masing-masing.
Visualisasi
Visualisasi pengetahuan dalam
prakteknya mengandung arti bahwa pengetahuan yang dimiliki individu-individu
secara kemampuan pasti berbeda. Agar
mudah ditransfer oleh individu/pekerja lainnya harus menggunakan media yang mudah
dimengerti/dapat dilihat secara kasat mata.
Pemahaman individu/pekerja yang lain terhadap kemampuan /pengetahuan
yang baru tersebut mudah dipahami.
Pencarian
Pencarian solusi dan pengambilan
keputusan ini terkait dengan pengklasifikasian terhadap pekerjaan/permasalahan
yang ada dan harus dicarikan solusi sesegera mungkin sehingga dapat diambil
keputusan yang cepat dan tepat. Jika ini
dilakukan maka ada kemungkinan masalah/pekerjaan tersebut dapat selesai dengan
tepat waktu dan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Workflow
Fasilitas integrasi workflow
menyediakan fungsi dasar untuk mengakses informasi dari berbagai sumber, baik
informasi eksternal maupun internal, ini merupakan sumber basis pengetahuan
tacit dan eksplisit. Workflow
merupakan aplikasi dari manajemen pengetahuan itu sendiri.
Dukungan Proses
Karena fokus dari tujuan harus mencakup manajemen
pengetahuan bisnis maka dukungan proses merupakan elemen dasar yang kritis. Proses otomasi aplikasi dokumen dan formulir,
menerima dan merespon kondisi dalam suatu proses bisnis.
Aplikasi Kunci
Semua permasalahan tentunya ada
jalan keluar terbaik, dan setiap permasalahan tersebut tentunya dapat dijadikan
pelajaran agar tidak terjadi lagi. Perlu
adanya kunci penyelasaian masalah yang dapat diaplikasikan atau diterapkan jika
terjadi masalah yang sama. Pengalaman
dalam mengatasi permasalahan tentunya menambah pengetahuan tersendiri bagi yang
mengalaminya. Demi kemajuan perusahaan hendaknya kunci penyelesaian setiap
permasalahan yang muncul harus dimiliki dan dapat diterapkan oleh siapapun yang
nantinya menghadapi masalah tersebut.
Selain itu beberapa Teknologi yang berperan dalam Aplikasi Knowledge
Management antara lain:
Teknologi untuk Intermediasi
Teknologi
ini sangat berharga bagi sebuah perusahaan yang memiliki
keterbatasan dalam berinteraksi langsung dengan para pekerjanya secara tatap
muka. Pada tahap ini teknologi digunakan sebagai pendukung kebutuhan pribadi
baik sebagai sarana menjalin komunikasi antar individu maupun kelompok,
sekaligus juga memberikan kemudahan bagi kegiatan-kegiatan pribadi lainnya. Untuk
mendukung kebutuhan komunikasi pribadi melalui internet, pesan cepat, e-mail dan aplikasi jejaring
sosial, teknologi ini dapat berfungsi
sebagai tempat
pertemuan untuk berkomunikasi melalui
dunia maya.
Teknologi untuk Internalisasi
Pada tahap ini teknologi digunakan
sebagai sebuah proses untuk mempromosikan hasil pengetahuan yang telah
diperoleh perusahaan atau lembaga kepada pihak luar. Keuntungannya adalah
perusahaan atau lembaga tersebut semakin dikenal dan sudah pasti akan menambah
sumber pelanggan yang akan melihat atau bahkan membeli produk
perusahaan/lembaga tersebut.
Teknologi untuk Internalisasi
Pada tahap internalisasi ini, sebuah
perusahaan atau organisasi lebih diarahkan pada bagaimana mereka dapat melihat
potensi tubuh organisasi itu sendiri. Teknologi ini digunakan sebagai sarana
untuk mencari tahu suatu produk baru. Sehingga dalam prakteknya proses ini
lebih ditekankan pada bagaimana memfungsikan elemen-elemen perusahaan agar
bekerja pada jalur yang tepat dan sesuai yang diharapkan untuk mencapai tujuan.
Teknologi untuk Kognisi
Pada tahap ini, teknologi sudah
menjadi bagian dari hidup seseorang dalam bertindak dan berprilaku. Dalam prakteknya, perusahaan atau lembaga
sudah dapat mengimplementasikan langkah-langkah yang menjadi tahapan pekerjaan
atau dapat melakukan sistem produksi yang efektif dan efisien sesuai dengan
prosedur (SOP) yang dimiliki oleh para pekerja/karyawan dengan disertai bantuan
lingkungan kerja yang mendukung seperti teknologi mesin digital dan manajemen
perusahaan.
Dari pembahasan diatas, dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
1.
Pengetahuan (knowledge) merupakan
suatu langkah yang memberikan jalan menuju kebijaksanaan (Wallace: 2007, 9),
adapun defenisi dari knowledge management adalah Pemanfaatan
kebijaksanaan kolektif (collective wisdom) untuk meningkatkan kepekaan (responsiveness)
dan inovasi”. (Frappaolo: 2006, 8).
2. Ada
beberapa model dalam proses Knowledge,
yaitu : Model Proses Knowledge SECI (Socialization,
Externalization, Combination, and Internalization) dan Model K-CHAIN (Internal
Awareness, Internal Responsiveness, External Responsieveness,
External Awareness)
3.
Faktor-faktor penggerak Knowledge
Management terbagi atas faktor Internal (Adanya hambatan
dalam efektifitas perusahaan, Perkembangan teknologi yang semakin
meningkat, Pemahaman terhadap fungsi kognitif manusia) dan Faktor
Eksternal (Globalisasi
bisnis dan kompetisi internasional. Pelanggan
yang canggih/cerdas, Pesaing atau kompetitor yang cerda, Suplier yang
hebat)
DAFTAR
PUSTAKA
1. Despres,
Charles, 2000, Knowledge Horizons ; The
Present and the Promise of Knowledge Management, Butterworth
Heinemenn
2. Frappaolo,Carl,
2006, Knowledge Management, John
Willey & Sons, USA
3. Wallace,
Danny P, 2007, Knowledge Management;
Historical and Cross-Disciplinary Themes,Libraries Unlimited, Westport,
Connecticut, London